Kalibernews,-Bandung Barat,-[] – Amira Khoerunisa anak perempuan berusia 10 Tahun yang terlahir pada tahu 2010 silam merupakan anak pertama dari pasang suami istri Aisyah dan Rohaedin asal Kampung Pangkalan RT 03 RW 12 Desa Cikalong Kecamatan Cikalong wetan Bandung Barat.
Menurut penuturan ibunda Amira, bernama Aisyah 33 Tahun saat di wawancarai kalibernews dirumah nya ( alamat ) diatas. Aisyah memaparkan, bahwa anaknya bernama Amira Khoerunisa lahirnya normal seperti anak anak yang lainnya, namun ada keterlambatan dari segi jalan, Amira Khoerunisa baru bisa berjalan pada usia 5 tahun, itupun tidak normal seperti anak seusianya ucapnya

Lanjut Aisyah saat itu ketika usia 8 Tahun Amira Khoerunisa kami bawa ke daerah Jambi untuk ikut suami kebetulan suami kerja di perkebunan ladang sawit sebagai pekerja harian lepas, Awal nya pada tahun 2019 lalu Amira mengalami sakit dan pernah di rawat di RSU di Padang, karena kondisi Amira tidak kunjung ada peningkatan kesehatan nya maka kami sepakat pada tahun 2019 membawa Amira pulang kampung, dengan harapan dikampung sendiri Amira bisa sembuh seperti sediakala,namun keadaan Amira ambruk hingga saat ini, kami keluarga besar sudah berusaha melakukan berbagai pengobatan baik secara Medis maupun non medis secara diurut, maupun dirawat dirumah sakit Cibabat namun Amira anak saya tidak kunjung ada perubahan hingga saat ini, ucap Aisyah sambil menahan Isak tangisnya .
Hingga saat ini belum pernah ada bantuan dari pihak manapun yang diterima Amira, padahal keberadaan Amira sungguh memprihatikan, kami dan keluarga besar berjuang sekuat tenaga untuk menjaga dan merawat Anisa, saat ini Anisa hanya makan bubur dan minumnya susu Dancow, karena tidak masuk atau bisa konsumsi makanan yang lain, sehingga tubuh Amira seperti begini kondisinya, karena Amira hanya mengonsumsi Bubur ayam Sachet, Susu Dancow, terkadang hanya diberi minum air putih.
Saat ini suami saya ayahanda dari Amira Khoerunisa masih bertahan sebagai pekerja harian lepas di kebun kelapa sawit daerah Jambi, kalau melihat dari penghasilan suami sebagai PHL itu hanya Rp 100.000/hari belum biaya makan dan lainnya, paling bersihnya gaji suami dijambi sana hanya Rp. 50 000/hari, jadi untuk memenuhi kebutuhan Amira seperti Bubur ayam SASET, Dancow, Pampers, hanya mengandalkan hasil dari bapaknya, terkada dibantu oleh adik saya imbuhnya
Harapan dari Ibunda Amira selain bisa sabar dan pasrah kepada kehendak Allah SWT. karena anaknya Amira Khoerunisa harus mengalami hidup di dunia seperti ini, mungkin dalam hal ini saya bukan dalam artian mau mengemis atau meminta belas kasihan kepada pemerintah, Baik pemerintah daerah ataupun Pusat atau para dermawan untuk dapat membantu biaya hidup Amira, karena hingga saat ini belum pernah mendapatkan bantuan apapun pungkasnya
Pewarta (( Tim ))
Editor (( kang KW )