Cirebon.KaliberNews.net ||Maraknya perusahaan yang bergerak dibidang furnitur yang berada diwilayah Kabupaten Cirebon memang sangat membantu dalam perolehan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak, namun separuh dari sekian banyak perusahaan tersebut disinyalir tidak memiliki perijinan.
terutama perijinan industri, sehingga pendapatan dari sektor pajak yang di gadang-gadang bisa mendongkrak PAD tidak tercapai dengan maksimal. salahsatu perusahan penghasil furnitur yang disorot saat ini adalah perusahaan yang ada di blok Pasalakan Timur Jalan Sinusa Kelurahan Pasalakan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
perusahaan yang memproduksi furnitur berbahan alumunium dan anyamannya dari tali sepatu yang sudah tingkat ekspor karena sering terlihat unit mobil kontainer disitu. yang kapasitas muatannya saja tidak layak untuk masuk ke Jalan Sinusa yang mempunyai spesikasi jalan type 3A.
Perusahaan tersebut bernama PT GLOBAL INDO ZONE, yang terlihat di surat ijin tetangga tertera nama (Lia). hal tersebut juga diyakini oleh 3 orang yang terdiri dari 1 wartawan dan 2 nya dari lembaga, yang saat datang kelokasi pabrik untuk mengkonfirmasi perihal perijinan tingkat kabupatennya hanya mendapatkan penjelasan yang kurang memuaskan.
Adalah (Lia), pimpinan dari perusahaan PT GLOBAL INDO ZONE tadi mengatakan kepada ke 3 nya “sebenarnya banyak perusahaan yang bergerak dibidang furnitur, tapi kok hanya perusahaan saya yang ditanya perijinan, kami sebenarnya tidak akan mengontrak tempat ini kalau yang punya tempat dari tempat yang kami sewa ini berterus terang bahwa daerah sini bukan kawasan industri hingga sulit untuk mendapatkan ijin.
Masi lanjut Lia, bahkan jauh sebelumnya, ada rombongan pak babin dan pak RW (Rukun Warga) yang datang kesini. mereka hanya memberi saran agar ijin yang ditempuh hanya ijin lokasi saja, dan akhirnya kami jalankan apa adanya beberapa bulan ini. lagian kontrak kami ditempat ini cuma setahun kok, dan sebenarnya kami nggak betah kalau terus-terusan dibeginikan” ujar Lia. ada yang unik dalam permasalan perijinan PT GLOBAL INDO ZONE nya Lia ini.
Selang beberapa hari. ke 3 orang pihak kontrol sosial tadi diajak bertemu oleh seorang wanita bernama siska di Cirebon Super Block (CSB) pada hari Selasa malam tanggal 23 Agustus 2022, yang ditemani Patrick dan Toyib alias Junedi. jadi mereka ber-enam, saat itu hanya bicara tidak jelas juntrungannya. namun kuat dugaan, antara Siska yang ditemani Patrick dan Toyib adalah orang-orang suruhan pemilik perusahaan furnitur bernama Lia tadi.
Selang 2 Hari setelah pertemuan di CSB tadi, salahsatu dari ketiga pihak kontrol sosial bernama Mulyana didatangi oleh orang-orang dari Lembaga dengan menggunakan mobil dimalam hari disaat Mulyana tengah beristirahat. hal itu dibuktikan dengan penuturan Mulyana pada wartawan media ini, saat bertemu disebuah warung kopi. orang-orang tersebut menurut Mulyana datang dengan sikap baik, namun nada bicaranya terkesan menyudutkan dirinya bahkan lebih terkesan intimidasi.
Satu orang dari rombongan bermobil tersebut berujar bahwa mereka adalah orang-orangnya Siska yang bertemu di CSB Mall 2 hari lalunya. mereka berpesan agar Mulyana tidak membahas lagi perihal perijinannya PT GLOBAL INDO ZONE milik Lia, yang bergerak dibidang kerajinan furnitur yang berada diwilayah kerja Kelurahan Pasalakan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon tadi.
Hingga masalah perijinan perusahaan PT GLOBAL INDO ZONE hingga kini kuat dugaan belum ditempuh, hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan. “ini harus menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon untuk bertindak tegas kepada perusahaan-perusahaan yang di duga menyembunyikan pajak karena tidak menempuh ijin sebagaimana mestinya, hingga penghasilan pajak sebagai pendobrak angka pendapatan asli daerah (PAD) Pemda Cirebon bisa berjalan. dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) nya haruslah juga bergerak cepat untuk menegakkan Peraturan Daerah (Perda) atas perijinan perusahaan-perusahaan yang di duga “nakal” jangan menunggu adanya laporan dari warga”, ujar Syafruddin Masyarakat Pemerhati Kebijakan Publik yang mendampingi wartawan media ini saat berbincang-bincang dengan Mulyana. (tim>7)
Editor : Zamil Mustami P
Pewarta : Tim 7 kalibernews.net