
Garut,-Kalibernews.net,-//-Penataan Situ Bagendit dimulai pada November 2020 dan selesai pada 2022. Anggaran penataan kawasan bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp87,73 miliar yang dilaksanakan secara Multi Years Contract (MYC) 2020-2021 dengan Kontraktor Pelaksana PT Adhi Karya kini sudah berlalu sekitar 2 tahun lalu.
Penataan Situ Bagendit dilakukan di atas lahan seluas 2,8 hektare yang terbagi dalam enam zona. Zona 1 untuk wisata publik, Zona 2 area kuliner, Zona 3 area green school, Zona 4 area komersil, Zona 5 area water sport dan Zona 6 area masjid serta konservasi. Ruang lingkup pekerjaan di antaranya meliputi pembangunan jogging track sepanjang 6 km, taman teratai, taman bermain, pusat kuliner, restoran, masjid terapung, dan jembatan swafoto.

Namun berdasarkan hasil pantauan pimpinan redaksi Kalibernews.net Edisi Sabtu 7/9/2024 tampak kondisi terkini situ Bagendit paska direvitalisasi serta paska diresmikan oleh gubernur Jawa Barat Ridwan kamil pada tahun 2022 lalu, sangat mengkhawatirkan dan kurang elok dan tidak sedap dipandang, ada TPT yang roboh terjadi dibeberapa titik,dan hampir seluruh joging track, kondisinya tidak terawat, hampir seluruh rute joging track ditumbuhi rumput ilalang juga terjadi gerakan retakan dengan volume cukup lumayan lebar retakan bervariasi dari mulai 5 CM sampai ada yang lebar 25 CM.
Mungkin penyebab utama dari tidak terawat dengan baik areal lokasi situ Bagendit karena luas wilayahnya mencapai ratusan hektar lebih, jadi UPTD Disparbud situ Bagendit merasa kewalahan dan minimnya anggaran, mungkin besar pasak dari pas tiang, terlebih kondisi di atas air situ Bagendit kondisi rumput dan eceng gondok serra tumbuhan air itu sudah dikendalikan, sehingga areal air berubah warna seperti lapangan rumput ilalang.
Melihat kondisi seperti itu perlu penanganan khusus juga perlu adanya kolaborasi sinergi dengan lintas Dinas atau pihak ketiga, agar dapat mengelola situ Bagendit dengan rapih mampu membantu pendapatan asli daerah yang sangat besar dari sektor pariwisata.