*Refleksi hari Pendidikan nasional antara Harapan dan tantangan pendidikan saya siratkan dalam Special Rubrik pendidikan melalui media Kalibernews.net. Hari ini 2 Mei 2025 merupakan salah satu hari penting dalam sejarah Bangsa Indonesia,di mana merupakan hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara.

Ki Hadjar Dewantara merupakan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional setiap tahunnya untuk menghormati jasa tokoh pendidikan nasional Indonesia, Ki Hadjar Dewantara ini,Di usia ke-80 kemerdekaan RI, Kementerian dasar dan menengah RI mengusung tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”, menyerukan kolaborasi untuk mencapai cita-cita luhur pendidikan.

Tentu Tema ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk berkolaborasi dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan relevan bagi setiap anak bangsa.Benarkah?di tengah semangat perayaan dan harapan akan kemajuan, kita dihadapkan pada ironi yang mengkhawatirkan yaitu merosotnya integritas pendidikan nasional.

Data Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2024 yang dirilis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan skor 69,50, sebuah penurunan signifikan dari angka 73,7 pada 2023.Fakta bahwa SPI Pendidikan menjangkau 36.888 satuan pendidikan di 507 kabupaten/kota dari 38 provinsi, melibatkan 449.865 responden dari berbagai kalangan, semakin memperkuat validitas dan signifikansi temuan ini.Penurunan ini menempatkan integritas pendidikan kita pada level “koreksi,” mengindikasikan bahwa internalisasi nilai-nilai integritas belum berjalan secara merata, konsisten, dan optimal, sebagaimana diungkapkan oleh KPK.Lebih jauh, temuan KPK memaparkan gambaran yang memprihatinkan: praktik menyontek masih merajalela di 78 persen sekolah dan mencengangkan di 98 persen kampus.

Masalah ketidakdisiplinan akademik juga mengakar kuat, dialami oleh 45 persen siswa dan 84 persen mahasiswa.Bahkan, praktik gratifikasi yang mencederai integritas masih ditemukan di 22 persen sekolah, di mana guru menerima “bingkisan” dengan imbalan nilai yang lebih baik atau kelulusan siswa.Kondisi ini menyiratkan bahwa esensi luhur pendidikan perlahan terkikis, tergerus oleh pragmatisme sesaat dan obsesi pada formalitas belaka.

Masyarakat, pendidik, dan peserta didik terperangkap dalam pusaran hasil instan dan pemenuhan administratif, mengabaikan proses pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai moral yang sejati.Menyikapi kemerosotan integritas ini, kita mendapati diri kita di persimpangan jalan, dipanggil untuk melakukan refleksi dan Evaluasi mendalam terhadap sistem pendidikan yang sedang di jalankan.Penulis : Santi nurmayanti ( Wartawati )Editor : Pemimpin Redaksi Sumber : berbagai Literasi dan Pustaka Pribadi **” Santi N **

By DEDE KW

KALIBERNEWS.NET. merupakan Media SKU & Online yang berdiri pada tahun 2020 lalu di Kabupaten Badung, yang mempunyai moto, "" Berbicara fakta tanpa rekayasa "" merupakan Media lokal jawa barat yang sudah memiliki beberapa kepala perwakilan dan beberapa kepala biro di Indonesia,,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *