Minggu 9 Mei 2021

Kalibernews.net Garut — 


 
Bertempat di Kampung Sampireun, Samarang, Sabtu (8/5) sore, Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut menggelar acara Silaturahmi Budaya, Tepung Lawung Ngarumat Budaya Linuhung. Acara yang dihadiri puluhan penggiat budaya, seniman, dan akademisi itu mengangkat tema “Ngaraksa Rasa Rumasa, Ngahiji na Ngaji Diri, Ngawangum Lemah Sarakan”. Katena masih dalam situasi pandemi, seluruh peserta dihimbau untuk menjalankan protokol kesehatan, antara lain mengenakan masker dan menjaga jarak. Hadir dalam acara tersebutantara lain ketua DKKG Irwan Hendarsyah, S.E., budayawan Deddy Effendi, Asep Kadar Soleh (pupuhu Puseur Budaya Timbanganten), ketua PPSI Garut Cecep Wiara Mulya, dosen dan pemerhati budaya Oos Supyadin, Bunda Oky Lasminingrat, penggiat budaya Inda Nugraha Hidayat, dan penggiat budaya lainnya.

Acara silaturahmi budaya itu dimulai tepat pada pukul 15.30. Dibuka dengan khidmat oleh penampilan Rajah dan Kidung Pangbagéa dari komunitas karinding Awi Cakra, asuhan Ki Joko. Seluruh peserta larut dalam irama mistis yang dihasilkan oleh perpaduan bunyi karinding, celempung, goong awi, dan suara merdu sindennya. Dan yang luar biasa, sinden itu ternyata masih remaja. Sebuah upaya regenerasi yang patut diapresiasi.

Kemudian ketua DKKG, yang biasa disapa Jiwan, berkesempatan menyampaikan kata-kata sambutan, sekaligus laporan tentang penyelenggaraan acara. Disampaikannya bahwa acara Silaturahmi Budaya ini digelar untuk lebih mempererat tali silaturahmi para penggiat budaya yang ada di kabupaten Garut. Lebih jauh lagi, acara ini digelar sebagai “tatapakan” atau langkah awal untuk memperjuangkan Raden Ayu Lasminingrat agar diakui dan diberi gelar sebagai pahlawan nasional Indonesia oleh Pemerintah Republik Indonesia. Jiwan berharap, para budayawan, penggiat dan pemerhati budaya, seniman, akademisi, unsur pemerintah, para wakil rakyat dan seluruh masyarakat bahu membahu memberi dukungan untuk mengusung Lasminingrat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. Dukungan kecilnya antara lain bisa dengan mengunduh dan memasang twibbon “Mendukung Lasminingrat Menjadi Pahlawan Nasional” di akun medsos masing-masing. Saat ini, kata Jiwan, ia dan timnya tengah menyusun langkah-langkah daria untuk memperjuangkan gelar pahlawan nasional bagi Lasminingrat.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Bunda Oky Lasminingrat, salah seorang keturunan R.A. Lasminingrat. Bunda Oky membacakan sebuah sajak sunda karya budayawan Deddy Efendie, berjudul “Gerentes Raden Ayu”. Sajak itu menceritakan perjalanan hidup dan pikiran-pikiran bernas Lasminingrat. Bunda Oky berhasil dengan baik menyampaikan bait demi bait sajak tersebut, seolah dirinya menjelma Raden Ayu yang sedang mencurahkan suara hatinya, hingga membuat hadirin terpukau.

Acara utama silaturahmi budaya tersebut adalah orasi budaya oleh budayawan Deddy Efendie. Beliau menyampaikan pentingnya para budayawan bersatu memperjuangkan gelar pahlawan nasional bagi Lasminingrat. Menurut Deddy, dengan segala karya dan sepak terjangnya, Lasminingrat memiliki hak sejarah untuk menjadi pahlawan nasional. Jauh sebelum Kartini lahir, Lasminingrat sudah membuat aksi nyata mencerdaskan sebangsanya. Dimulai dengan membuat buku bacaan berbahasa sunda, hingga kiprahnya dalam mendirikan sekolah bagi pribumi terutama perempuan. Lasminingrat juga membantu Dewi Sartika mendirikan sekolah di Bandung.

Yang disayangkan, kata Deddy, adalah adanya stigma negatif terhadap kedekatan Lasminingrat dan keluarganya dengan K.F. Holle dan bangsa Belanda lainnya. Karena kedekatannya itu, Lasmingrat dan keluarganya dianggap mendukung kolonial dan mengkhianati bangsa sendiri. Padahal, lanjut Deddy, kedekatan Lasminingrat dengan bangsa Belanda itu merupakan strategi untuk menyerap informasi dan ilmu pengetahuan bangsa Belanda yang memang telah lebih dulu berkembang, untuk kemudian ditransfer ke sesama sebangsanya. Hal itu dibuktikan dengan karya nyata Lasminingrat, antara lain dengan menulis buku-buku cerita yang diadaftasi (bukan sekedar diterjemahkan) dari cerita-cerita Eropa. Buku-buku itu kemudian dijadikan bahan bacaan masyarakat. Aksi nyata lainnya adalah dengan mendirikan sekolah yang terbukti ikut mencerdaskan sesama sebangsanya, terutama kaum perempuan.

Di akhir uraiannya, Deddy menjelaskan tentang prosedur pengajuan gelar Pahlawan Nasional itu paling lambat pada tanggal 30 April dan pengajuan tersebut hanya boleh dilakukan paling banyak dua kali. Artinya, Lasminingrat memiliki satu kesempatan lagi untuk diajukan sebagai pahlawan nasional, karena sebelumnya pernah diajukan tetapi tidak lolos. Selain itu, tahun ini sudah terlambat untuk mengajukan, berarti pengajuan gelar pahlawan nasional bagi Lasminingrat baru bisa diajukan tahun depan.

“Ada waktu sebelas bulan untuk kita melakukan persiapan dengan lebih daria (serius), mulai dari mencari dan mengumpulkan data dan fakta sejarah yang baru. Kita harus sauyunan, agar harapan dan usaha kita membuahkan hasil yang baik,” kata ketua pelaksana acara Silaturahmi Budaya, Abah Zaenal, menanggapi dua pernyataan terahir Deddy Efendie.

Acara dilanjutkan dengan hiburan segar yang menampilkan pagelaran wayang karakter dari ki dalang Iwan R Koncar Dipaguna, berkolaborasi dengan pelawak Nunuy dan Anen. Ketiganya pernah bergabung dalam satu grup lawak, Oke Grup, ketika menjadi runner up dalam satu ajang pencarian bakat di sebuah stasiun televisi swasta nasional. Para peserta dibawa larut dalam keceriaan, menyaksikan tingkah kocak si cepot dan kawan-kawan.

Menjelang buka puasa, Ustadz Nanang dari Kampung Mulakeudeu menyampaikan tausyiah singkat dengan gaya bahasa yang puitis. Lalu memimpin doa bersama sebelum kemudian berbuka puasa bersama. Sambil para peserta menikmati sajian buka puasa dari Resto Sampireun, DKKG menayangkan film dokumenter RA Lasminingrat.

Di penghujung acara, ketua DKKG mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah hadir dan para pihak yang telah ikut membantu terselenggaranya silaturahmi budaya tersebut.
Tepat pukul 19.00, acara berakhir dan seluruh peserta silaturahmi pun pulang dengan harapan, Lasminingrat segera mendapat gelar Pahlawan Nasional.


Pewarta ((( Hendra )))

Editor ((( Kang KW )))

By DEDE KW

KALIBERNEWS.NET. merupakan Media SKU & Online yang berdiri pada tahun 2020 lalu di Kabupaten Badung, yang mempunyai moto, "" Berbicara fakta tanpa rekayasa "" merupakan Media lokal jawa barat yang sudah memiliki beberapa kepala perwakilan dan beberapa kepala biro di Indonesia,,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *